BRAKKK ! 
 
Benturan yang keras  membuatku pingsan. Entah berapa lama aku tidak sadarkan diri. Sepasang  tangan yang kuat dan kasar membangunkanku.
“ Hai, bangun gembel!  Jangan tidur disini! “
Aku kaget. Ketika kubuka mataku, di depanku   kulihat seorang laki-laki kekar dengan wajah beringas.
“ Bapak si…sia…pa ?”tanyaku  terbata-bata. Aku ketakutan.
“ Ha…ha…ha! Jangan berlagak  pilon.Pura-pura bodoh! Bukankah aku bosmu? “
‘” Bos apa? Saya sama  sekali tidak mengerti.”
“ Dasar bego! Cepat berikan seluruh hasil  mengemismu hari ini?!”
Aku  benar-benar tidak  mengerti  apa maksud bapak tadi. Mengemis? Aku pengemis? Tidak mungkin.  Ayahku pengusaha terkaya di kotaku.
“Ayo,cepat! Kalau kamu  tidak menyerahkan penghasilanmu hari ini, aku akan mengurungmu di ruang  bawah tanah.”
Dengan menggigil ketakutan  ,kukorek-korek seluruh isi saku celanaku.
Heran! Biasanya banyak  uang di dalam sakuku. Namun, kali ini seratus rupiahpun tidak kutemukan.  Aku kebingungan.
“Maaf, Pak! Aku tidak  membawa uang. Tapi, kalau Bapak ingin meminta uang mintalah pada Ayahku.  Beliau pengusaha kaya di kota ini. Tapi, tolong bebaskan saya!”
“Ha..ha…ha ! “ laki –laki itu tertawa semakin keras. 
“Jangan  membodohi aku. Pengemis seperti kamu tidak mungin berasal dari  keluarga  yang kaya . Bohong! “laki-laki itu terus saja marah –marah. Dengan  tubuhnya yang kekar ia menyeretku.
Sampailah aku di ruang  bawah tanah. Gelap, pengap dan lembab. Rasanya aku tidak asing dengan  ruangan ini. Aku ingat sekarang! Bukankah ini gudang tempat aku biasa  berkumpul dengan gengku? Mana Odi? Mana Theo? Ian?Aku ingat tadi siang  aku bermain dengan mereka. 
Ya, ya aku ingat! Aku tadi  merencanakan ide hebat bersama teman-temanku. Kami sepakat akan  menggasak rambutan yang ada di pohon Pak Sukri. Kami juga berencana  akan  mengempesi sepeda Pak Guru. Tapi mengapa aku sendirian? Mana yang  lain?
Sepi rasanya tanpa  kehadiran sahabat-sahabatku. Kami adalah  tim yang kompak. Di sekolah  kami ditakuti teman-teman. Mereka tidak berani  menegur kami bila kami  berbuat iseng kepada mereka. Kami adalah jagoan. Bagi kami, dihukum  karena tidak membuat PR hal yang biasa. Dimarahi Pak guru? Cuek aja.  Nilai ulangan jelek? Tidak masalah.Toh, orang tua kami kaya. Buat apa  bersusah payah sekolah? 
Aku heran  dengan keadaan  ini. Ketika aku sedang bingung, tanpa sengaja kulihat sebuah cermin  tergantung di tembok. Perlahan kudekati. Aku ingin melihat luka bekas  tamparan di wajahku. 
“ Ahhhhh! “Aku menjerit  sekuat-kuatnya. Wajah siapakah yang ada di cermin tadi? Dekil, kumal ,  kotor dan beringas. 
Sekali lagi kupandang  cermin itu. Yang kulihat wajah yang sama. Dengan perasaan takut kuamati  wajah dalam cermin. Seperti wajahku tetapi lebih tua. Mungkin berumur 30  tahun. Kuusap daguku, bayangan dalam cerminpun melakukan hal yang sama.  Kuusap rambutku, kuucek mataku. Ya,Tuhan! Itu aku! Bagaimana mungkin  aku setua itu? Umurku baru 10 tahun. Aku tadi pagi masih sekolah. Siang  hari aku bermain dengan teman-temanku. Apa yang terjadi? 
Aku mulai panik. Aku  berteriak. Pintu kugedor-gedor.
“Tolong! Tolong! Bukakan  pintu!! “ Brak! Brak! Brak! Dengan sekuat  tenaga kugedor-gedor pintu.  Tidak ada orang yang mendengarku. Tanganku sampai memerah. Aku lelah.  Aku menangis. Putus asa.
Tiba-tiba pintu dibuka dari  luar. Seorang laki-laki berwajah bersih menghampiriku. 
“ Kamu siapa? “ tanyaku   sambil mengingat, sepertinya aku kenal dia.
“ Rino, apakah kamu  tidak mengenalku? “ katanya sambil menyodorkan minuman.
“Aku Dio.” 
Dio. Aku ingat sekarang.  Dialah yang paling sering menjadi korban keisenganku. 
“ Dio, aku malu. Aku jahat  kepadamu tetapi engkau baik kepadaku.”
“ Rino, kita sekarang sudah  dewasa. Bukan kanak-kanak lagi. Umur ku sekarang 35 tahun “ 
“ Tidak  mungkin. Kemarin aku baru saja merayakan ulang tahunku yang ke sepuluh.  Kamu bohong! “
“ Tidak ,Rino! Itu sudah dua puluh lima tahun yang  lalu. “
Aku menggelengkan kepala.  Benar-benar pusing. Kemudian Dio mengajakku ke luar dan mendudukkan aku  di kursi. 
“ Lihat kalender itu! “ Dio  menunjukkan kepadaku sebuah kalender  dan membuat aku terlonjak! Tahun  2034. Bagaimana mungkin aku bisa melompati waku 25 tahun. Tadi siang  tahun 2009 dan sekarang 2034 ?
Kemudian Dio memberiku  surat kabar. Ya, tahun 2034! Televisi yang menyiarkan berita pun  menyatakan hal yang sama. 
“ Dio, bisakah kau  menceritakan hal yang terjadi?”
“ Ya, kamu terlempar ke masa depan.  Inilah hidupmu. Lihat keadaanmu! “
“Aku jadi pengemis, padahal orang  tuaku sangat kaya. Dimana mereka? Bagaimana nasib ayah dan ibuku? “
“ Orang tuamu masih hidup. Mereka jatuh miskin  dan sakit-sakitan.”
“Mengapa? “
“Bacalah kisah ini!”
Kubaca majalah yang  disodorkan Dio. Di majalah itu dikisahkan riwayat seorang pengusaha kaya  yang jatuh miskin karena ulah anaknya. Rupanya ketika berusia 25 tahun  aku  diminta ayahku untuk memimpin perusahaan. Ayahku sudah tua, ibu  sakit-sakitan. Aku anak tunggal. Aku tumpuan  hidup satu-satunya. 
Dengan setengah hati aku  menerima tugas dari ayahku. Namun karena aku bodoh perusahaan yang  kupimpin bangkrut. Aku malas bekerja. Hidupku hanya untuk berfoya-foya.  Kemudian ayahku jatuh miskin. 
Aku menyesal dan malu. Aku  lari dari rumah. Karena tidak memiliki kepandaian dan ketrampilan   akhirnya tidak ada orang yang menerimaku bekerja. Akhirnya aku menjadi  pengemis.
Inikah hidupku? Tidak! Aku  tidak mau seperti ini. Aku harus melakukan sesuatu. Tapi apa? Aku tahu.  Aku harus kembali ke tahun 2009. Aku harus merubah hidupku. 
Aku ingat sesuatu! Aku  segera lari ke gudang bawah tanah. Cermin! Ya,aku harus ke cermin.  Cermin itulah yang menyedotku ketika aku di gudang tadi siang. Cermin  itu yang melontarkanku ke tahun 2034. Bersyukurlah aku cermin itu masih  ada.
Segera kudekati. Kedua  telapak tanganku  kuletakkan di atasnya. Aku berdoa kepada Tuhan .Mohon  ampun atas kenakalan yang kulakukan. Aku juga berjanji akan memperbaiki  hidupku. Aku akan rajin belajar dan patuh pada nasehat orang tuaku. Aku  juga akan menjadi anak yang baik. 
Selesai aku berdoa, aku  merasakan kekuatan yang dasyat menarikku. Memutar-mutar tubuhku,  melewati lorong yang sangat panjang. Dan..Brak! Aku terlontar dan jatuh  di belakang rumahku.
 “ Rino,kamu kemana saja?  Dari tadi aku mencarimu! “ Odi  menanyaiku.
“Tidur di gudang “  kataku . Aku senang telah kembali ke masa kanak-kanakku.
Aku segera berlari .” Rino,  tunggu, mau kemana?”
“ Ke rumah Dio. Aku mau  berterimakasih kepadanya.”
“ Buat apa menemui anak bloon itu? “
“  Ceritanya panjang kamu pasti tidak percaya.”
Odi terus mengejarku,”  Rencana kita jadi kan malam ini? Itu pesta rambutan dari pohon Pak  Sukri?”
“ Batal!”
“ Nggembosin  sepeda Pak Udin?’
“ Batal! “ 
Aku terus berlari. Aku  mengejar waktu. Banyak hal yang  harus kulakukan hari ini. Yang pasti  mulai sekarang tidak akan kusia-siakan hidupku. Hidup dan waktuku adalah  untuk belajar, berbuat baik dan menyengangkan orang tuaku dengan  prestasi dan perbuatanku. Mampukah aku? Doakan aku ya, teman-teman!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar